Home » Unik » Digigit Nyamuk, Perempuan Ini Bengkak Hingga 228 Kg
Digigit Nyamuk, Perempuan Ini Bengkak Hingga 228 Kg
10.30
formal bisnis
Label:
Unik
Gigitan nyamuk biasanya hanya meninggalkan bekas bentol di kulit yang bisa hilang dalam beberapa menit atau jam. Namun gara-gara digigit nyamuk, tubuh wanita ini membengkak hingga 228 kg.
Berat badan Sophia Loots (42 tahun) naik drastis dari 89 kg menjadi 317 kg. Dia terlalu malu untuk mencari bantuan dokter karena awalnya ia pikir kondisi tersebut terjadi karena kebiasaan makan berlebihan.
Selama 5 tahun, ia harus tertahan di tempat tidur karena kakinya yang membengkak tak bisa lagi digunakan untuk berjalan. Barulah pada Oktober 2011 ia mencari bantuan ke rumah sakit.
Wanita asal Cape Town, Afrika Selatan, ini didiagnosis menderita lymphedema, yang menyebabkan kakinya membengkak masing-masing 63,5 kg. Berat badannya pun naik hingga 228 kg setelah digigit nyamuk pada tahun 2006. Dokter mengira, sangat mungkin serangga tersebut membawa larva filarial, yang memblokir saluran cairan dalam sistem limfatik menyebabkan kakinya membengkak.
Tubuhnya tumbuh menjadi begitu berat, hingga tak mampu melakukan tugas-tugas sederhana seperti mencuci. Untuk ke toilet saja, ia memerlukan bantuan orang lain. Kondisi ini membuat Sophia menjadi tertekan dan berpaling ke makanan, yang akhirnya membuat berat badannya semakin naik.
Sophia mengembangkan elephantiasis karena lymphedema yang parah, kulitnya menebal dan pembengkakan terus terjadi. Untuk menyelamatkannya, dokter menyarankan melakukan operasi.
Namun berat badannya yang begitu besar membuat operasi akan sulit dilakukan. Sophia pun akhirnya melakukan diet radikal dan berhasil menurunkan berat badan 23 kg dalam 25 hari.
"Saya benar-benar berpikir akan mati di tempat tidur. Ini mengerikan. Anak-anak saya harus pulang ke rumah untuk membantu saya pergi ke kamar mandi. Suami saya harus bekerja keras, sedangkan saya hanya menghabiskan waktu sendirian di tempat tidur, merajut, mendengarkan radio atau menangis," ujar Sophia, seperti dilansir Daily Mail, Kamis (28/2/2013).
Karena merasa tertekan, Sophia melampiaskan emosinya pada makanan. Ia akan makan roti dengan blok keju dan 3 kemasan besar keripik setiap hari. Ia juga menenggak 10 cangkir kopi dengan 5 sendok gula dan krim, serta 2 liter soda.
"Makanan adalah kenyamanan saya. Dalam waktu 5 tahun, saya kehilangan segalanya, saya hampir tidak bisa menyebut diri saya ibu. Kaki saya terasa terbakar sepanjang waktu. Saya kesakitan, ini penyiksaan," ujarnya.
Sophia akhirnya memberanikan diri berkonsultasi ke dokter pada Oktober 2011 dan memulai pengobatan pada bulan Juni 2012. Dia dibawa ke Johannesburg untuk pengobatan. Di bawah pimpinan Dr Dirk le Roux, kelebihan cairan dikuras dari kakinya dan kulit kendurnya pun diangkat.
Setelah pembedahan untuk mengeringkan kaki dan menghilangkan kelebihan kulit, berat badan Sophia kini turun menjadi 127 kg.
Lymphostatic elephantiasis merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kaki membengkak hingga hampir 3 kali lipat ukuran normal. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh cacing parasit, yang menghalangi saluran untuk mengalirkan cairan dalam sistem limfatik. Hal ini menyebabkan pembengkakan besar terutama di kaki.
Gejala lain termasuk kelelahan parah, anggota tubuh bengkak berat atau akumulasi cairan di daerah tubuh lainnya, perubahan warna kulit yang melapisi lymphedema, dan akhirnya deformitas.
Lymphostatic elephantiasis merupakan bentuk ekstrem dari lymphoedema, yakni pembengkakan di tungkai sebagai akibat dari kerusakan sistem limfatik, sistem pembuangan limbah tubuh.
Sistem limfatik memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, menghilangkan bakteri dan limbah dari jaringan melalui jaringan pembuluh yang membawa cairan yang dikenal sebagai getah bening.
Jika sistem ini dikompromikan, seperti yang dapat terjadi sebagai akibat dari operasi kanker (di mana node diangkat) atau radioterapi (yang dapat menciptakan jaringan parut yang menghalangi saluran limfatik), cairan getah bening yang tidak tersaring menjadi terjebak dan membentuk kolam, menyebabkan pembengkakan.
Pada kasus Sophia, diperkirakan disebabkan oleh gigitan nyamuk. Ada bentuk lain dari lymphoedema disebut Filariasis, yang mempengaruhi sebanyak 200 juta orang di seluruh dunia, terutama di daerah-daerah seperti Afrika, di mana dia tinggal, dan Asia Tenggara.
Ketika larva dari gigitan nyamuk memasuki sistem limfatik, mereka akan tumbuh menjadi cacing dewasa di saluran limfatik, menyebabkan lymphedema parah pada lengan, kaki dan alat kelamin, yang juga dikenal sebagai Elephantiasis.
source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar